Ini yang membuatku sedih, tapi sekarang sudah senyum :D


Sekarang sudah senyum, begitu manis, dan InsyaAllah shadaqah, amiin πŸ˜€ . Karena senyummu dihadapan saudaramu adalah shadaqah, maka aku akan terus menebar senyum kepada siapa saja πŸ˜€ πŸ˜€ πŸ˜€ πŸ˜€ πŸ˜€ tapi tidak ketika aku berjalan sendirian, nanti dikira orang gila :mrgreen:

Begini ceritanya, dear diary (halah apa ini?), kejadian ini aku lihat sekitar 1 minggu yang lalu. Ketika itu aku sedang berencana menuju rumah Ketua DPM-F (Dewan Permusyawaratan Mahasiswa Fakultas) untuk melakukan verifikasi suatu kegiatan, nah di dekat rumahnya, ada satu Masjid yang disekitarnya terdapat orang2 yang ditangguhkan kesempurnaannya oleh Allah. cacat. Waktu sholat asar-pun tiba, aku bergegas menuju masjid. Seruan adzan dikala ashar itu begitu menggema, mengetuk hati tuk datang menuju Masjid itu. Setelah aku ambil air wudhu, aku masuk ke dalam masjid, dan tahukah kawan??? ternyata sang muadzin itu Cacat Kakinya, dia harus tertatih-tatih untuk berjalan, dia harus merangkak dan menggunakan bantuan tangannya untuk berjalan, sedangkan kita?

Lalu setelah selesai sholat tahiyyatul Masjid, ada seorang bapak2 yang masuk menuju masjid. Aku shock. terkejut. terpana. miris sekali. T_T seketika hati ini sedih dan gerimis 😦 . Bapak itu hanya mempunyai SATU KAKI, just only one! karena mungkin kaki yang satu diamputasi. Tahukah kawan? Bapak itu begitu semangat menuju Masjid, semangat dan semangat! Semangat untuk melakukan sholat jamaah di Masjid. aku kira bapak itu akan sholat dengan duduk, tapi tahukah kawan? bapak itu ternyata sholat dengan BERDIRI! Dengan segala keterbatasannya, dia masih sanggup untuk beribadah kepadaNya, dia ikhlas menerima semua ini. Sedangkan aku? dari segala kelebihan yang diberikan Allah dibanding Bapak itu aku masih saja khilaf, semangat yang sering mengendur dan naik turun. Aku tahu memang tingkat keimanan kita bisa naik dan turun, namun aku sendiri sedih melihat KEKALAHANKU SENDIRI! Aku merasa kalah dan benar2 kalah… ternyata aku masih jauh… jauh… dan jauh…

Kemudian bapak itu mengimami kita semua, ternyata bapak itu imamnya. Subhanallah… Subhanallah… Subhanallah…

Seusai sholat, mentalku drop, jadi diem terus, bukannya laper atau ngantuk, tapi kejadian tadi bener-bener memukul, aku terpukul, dan aku merasa benar2 diingatkan oleh Allah, bahwasannya kita harus semangat lagi dan lagi dalam beribadah kepadaNya… Dengan segala kelebihan yang kita punya, seharusnya kita bisa dan lebih bisa semangat…

AYOK SEMANGAT! ^^/

35 thoughts on “Ini yang membuatku sedih, tapi sekarang sudah senyum :D

  1. subhanallah……
    sama seperti antum, aq sementara hanya bisa diam sejenak sehabis membaca postingan ini.
    jadi menyadari betapa tidak bersyukurnya kita….

    terjawablah pertanyaan: kemanakah semangat itu hilang ?

    kita bisa melihat semangat itu ada di mereka.

  2. wee… pertamax.. (wahaha, ra penting)

    mmm… I have ever seen like that too
    en, i felt the same
    suddenly my heart whisper, what an un thank full person you are…

    ~betapa tidak bersyukurnya aku…

    (wahaha.. inggrisku kacau ya)

    ~qorib

  3. :(( :(( :((
    (speechless)
    jd terpaku buat beberapa ketika membaca tulisannya.
    subhanalLah…
    betapa besar nikmat kurniaan Allah pada kita yang terkadang kita lalai untuk mensyukurinya malah tanpa sedar membuat maksiat dengan kurniaan2 itu.
    ampuni dosa dan segala khilaf kami wahai Yang Maha Pengampun..
    (‘afwan komentarnya dalam bhs malay)

  4. Ya, saia juga tahu dimana masjid yg sahabat Kresna maksudkan. Dulu saia juga tdk menyangka kalo ternyata imamnya hanya mempunyai satu kaki saja. Kalo saia pribadi melihat masjid itu sbg t4 yg sangat plural dimana setiap orang mempunyai kesempatan yg sama utk menjadi imam meskipun mungkin dia mempunyai kekurangan fisik. Dan yg saia salut jamaahnya juga tdk keberatan. Tdk bisa dipungkiri kadanga ada saja orang yg malas berjamaah karena tdk cocok dg imam. Nah di masjid itu tidak. Jamaahnya juga cukup banyak.Nah mari qita perbaiki diri kita masing2, jangan sampai kalah dg orang yg diberi keterbatasan oleh Tuhan….

  5. Iya kadang kita lupa mensyukuri apa yang kita miliki. Baru sadar ketika kita melihat orang lain yang tidak seberuntung kita atau bahkan saat kita tidak memilikinya lagi.
    So, be thankful and stop complaining πŸ˜›

  6. subhanallah…..

    temen kita pun ada yg sedang mengalami hal yg tak jauh beda Bu… (ngerti ra?)

    ketika aq menganjurkan untuk bersabar, dia malah mengingatkanku bahwa Rasulullah lebih menyukai hambaNYA yang bersyukur ketika sehat daripada hambaNYA yang bersabar ketika sakit

    jadi kita yang sehat dan diberi kesempurnaan fisik memang harus lebih banyak bersyukurnya…

  7. Kita melihat udzur-udzur yang ada pada Abdullah bin Umi Maktumhtt (yang meminta kepada Nabi keringanan saat sholat jamaah) sangat banyak, seperti buta, tua umurnya (renta), tidak ada penuntun, jauhnya rumah dari masjid, banyaknya pepohonan dan semak belukar, dan banyaknya binatang buas/berbisa. Namun meskipun demikian, Rasulullah tetap tidak memberikan keringanan untuknya meninggalkan shalat jama’ah, ketika beliau -Abdullah bin Umi Maktumhtt- mendengar adzan di kumandangkan.

    Tidak mungkin bagi seorang rasul yang mulia dan sangat sayang kepada umatnya membiarkan seorang yang memiliki udzur-udzur di atas tanpa mendapatkan keringanan. Kecuali kalau perkara itu adalah suatu yang mempunyai keutamaan dan kewajiban yang telah Allah tetapkan.

    sungguh, dengan alasan apa lagikah (saya) meninggalkan shalat jama’ah ke masjid, padahal mereka dalam keadaan tidak buta, kuat badannya, muda umurnya, aman jalannya dan dekat rumahnya dengan masjid? astagfirullah….

    jazakallahu khairan akh, atas postingannya.

  8. Kita melihat udzur-udzur yang ada pada Abdullah bin Umi Maktum (orang yang minta ijin keringanan kepada Nabi saat sholat jamaah) sangat banyak, seperti buta, tua umurnya (renta), tidak ada penuntun, jauhnya rumah dari masjid, banyaknya pepohonan dan semak belukar, dan banyaknya binatang buas/berbisa. Namun meskipun demikian, Rasulullah tetap tidak memberikan keringanan untuknya meninggalkan shalat jama’ah, ketika beliau mendengar adzan yang berkumandang.

    Tidak mungkin bagi seorang rasul yang mulia dan sangat sayang kepada umatnya membiarkan seorang yang memiliki udzur-udzur di atas tanpa mendapatkan keringanan. Kecuali kalau perkara itu adalah suatu kewajiban yang telah Allah tetapkan.

    Sungguh dengan alasan apa lagikah saya meninggalkan shalat jama’ah ke masjid, padahal saya dalam keadaan tidak buta, kuat badannya, muda umurnya, aman jalannya dan dekat rumahnya dengan masjid?

    astghfirullah…..

    jazakallah khiran atas postingannya….
    nice

  9. iyya tmn2, aq ternyata aq bru ketauan punya kelainan skoliosis, aq bru tw stlh kaki n pinggang kiriku terus2an sakit n ssh bwd jln krn syaraf2q kjepit. tdny sdh, bwdq emg msh berat krn keimanan yg msh jauh. tp q pgn ortuku liat aq bs te2p kul, hrs rajin2 mcm2 terapi,obat, salp.. mg lama2 bs bersyukur.. mengeluhpun takdir terus berjalan.. cz msh byk yg lbh sakit dari aq.. pst Allah mw kasi hadiah bwd aq nih.. doain ya.. smgt2.. klo byk tantangannya kn lbh asyik.. mg bsoooooooook bs k Semeru.. amiiin..

  10. ternyata teguran bs datang dr mana pun, dan dr siapapun ya..
    kl mas wahyu hatinya sedih dan gerimis, kl denok sedih dan ujan deress..
    sedih pisan.. 😦
    seperti ini kita diingatkan, tp besok sdh lupa lagi..ah dasar manusia..
    taubat yuk taubat..

  11. Alloh mmg Maha Besar kres…
    Bapk itu dh jd salah satu manusia pilihan Sang Maha Besar…
    karna dianggap mampu tuk hadapi cobaan it.
    smg qt sllu b’syukur ats ap yg ad dlm dri qt

  12. Assalammualaikum..
    Atas nama almarhumah ibu ,sie mau ngucapin terima kasih banyak dan penghargaan setinggi tingginya atas komen simpati dan kepedulian wahyukresna, sahabat blogger, wp dan sahabat IBSN
    Semoga Allah melimpahkan rahmat dan membalasnya dengan kebaikan Amin..
    Salam hangat
    Sassie Kirana

Leave a reply to ammadis Cancel reply